Langsung ke konten utama

sifat-sifat dakwah




MAKALAH SIFAT SIFAT DAKWAH





Makalah

Ini dibuat Untuk memenuhi tugas studi ilmu dakwah









Dosen Pengampu

Drs. Bustomi musthafa. M.pdi



















Oleh :

Muchammad zuhrul anam
Npm: 170600209

Sinta yuli yeni
Npm: 170600218

Irma ni’matul Wakhidah
Npm 170600214





PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI




                      Daftar isi

Cover halamn      .............................................................................................. 1

Daftar isi             .............................................................................................. 2

Bab 1 Pembahasan .......................................................................................... 3      

                      A latar belakang ......................................................................... 4

                      B tujuan penulisan....................................................................... 4

                      C rumusan masalh....................................................................... 4

Bab 2 pembahassan.......................................................................................... 4

                      1 sifat sisat dakwah..................................................................... 4

Bab 3 penutup.................................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................................

Daftar pustaka     ..............................................................................................






BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Masyarakat merupakan sebuah komunitas yang tak dapat dipisahkan dari  budaya. Budaya itu yang kemudian membedakan antar satu komunitas dengan komunitas yang lain. Budaya berpengaruh pula terhadap adat kebiasaan, pola pikir serta sikap setiap individu yang tergabung di dalamnya. Orang sunda berbeda dengan orang batak dari berbagai sisi, mulai bahasa, etika serta standar kepribadiannya. Begitu pula dengan etnis-etnis lain yang ada di Indonesia bahkan di dunia.

Di era Nabi Muhammad, masyarakat Arab kala itu tersusun atas klan-klan suku. Nabi Muhammad terlahir dan besar di tengah suku yang terpandang di jazirah Arab kala itu, yakni Quraisy. Islam datang sebagai agama yang “menuntun” masyarakat Arab agar melaksanakan perintah Tuhan Allah, serta meninggalkan sesembahan nenek moyang mereka yaitu dewi-dewi banatullah Al-Latta, Al-Uzza dan Al-Mannat. Perjuangan Nabi ini tidak mudah sebab setiap klan tidak menyetujui ajaran monotheisme yang diajarkan Nabi Muhammad. Dengan kegigihannya, Islam pun berkembang hingga saat ini.

Islamisasi masyarakat Arab yang dilanjutkan dengan Islamisasi masyarakat dunia ini dapat dilakukan dengan suatu aktivitas bernama dakwah. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan dakwah dan akan diurai dalam makalah ini, terutama dari pengertian dan ruang lingkupnya.

                                                                           
B.Rumusan Masalah



 Apa Saja Sifat-Sifat Dasar Dakwah ?

 
C.Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalahnya, maka yang menjadi tujuan penulisan adalah :


1.      Memahami Sifat-Sifat Dakwah.

                                                   BAB II

PEMBAHASAN

1.      Sifat-Sifat Dasar Dakwah

Secara umum sifat-sifat dalam dakwah itu telah disebutkan dalam Al Qur’an di antara sifat-sifat tersebut, antara lain adalah :


a.Ikhlas


Seorang Pendai harus ikhlas dalam menyampaikan dakwahnya dengan tidak mengharapkan imbalan semata, karena apabila seorang Pendai tersebut merasa terpaksa atau ingin memperoleh pujian dari orang lain, maka dakwahnya tersebut akan sia-sia bahkan memperoleh kemudharatan bagi dirinya sendiri.

b. Serius

Dakwah harus dilakukan secara sungguh-sungguh, karena dengan kesungguhan seorang Pendai dalam menyampaikan dakwahnya, maka para pendengar atau mad’u akan memahami dan menerima dengan baik.

Firman Allah dalam (QS. Nuh : 5)

Artinya : Nuh berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang”…(QS. Nuh : 5).

c. Berhadapan Dengan Tantangan

Seorang Pendai harus berani berhadapan dengan masyarakat atau kalayak ramai untuk menyampaikan dakwahnya. Dakwah kepada kebaikan akan selalu berhadapan dengan dakwah kebatilan. Firman Allah (QS. Al Mukmin : 41-42)

Artinya : “Hai kaumku, bagaimanakah kamu, Aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru Aku ke neraka?(41). (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal Aku menyeru kamu (beriman) kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?”(42).

d. Sasaran Adalah Muslim dan Non Muslim

Dakwah berusaha menyebarkan dan meratakan rahmat Allah bagi seluruh penghuni alam raya. Oleh karena itu, dakwah ditujukan bagi orang-orang yang sudah beragama Islam untuk meningkatkan kualitas imannya maupun untuk orang-orang non Islam untuk menerima Islam sebagai agama kebenaran. Firman Allah dalam surat As Saba’ : 28.

Artinya : “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.”

Dakwah tidaklah suatu yang eksklusif ditujukan pada orang-orang muslim, akan tetapi dakwah islam bersifat universal. Di samping bergerak dari faktra bahwa semua manusia dihadapan Allah adalah sama. Universalitas dakwah terletak pada identitas imperatif untuk mengajak makhluk Islam. Tugas ini tidak pernah dimiliki setiap individu. Muslim adalah orang yang telah menekatkan dirinya untuk berjalan mengaktualisasikan dirinya pada dakwah. Sedangkan orang-orang yang bukan Islam masih harus menganggap dakwah sebagai suatu yang tidak benar, karenanya dakwah ditujukan bagi orang-orang muslim untuk mengarahkan ke jalan aktual dan bagi orang-orang non muslim untuk mengajak bergabung sebagai orang yang mengajar kepada ketuhana yang benar.

e.Bersifat Anamesis (Mengembalikan Fitrah Manusia)

Dakwah berusaha mengembalikan manusia pada sifat aslinya yang fitri (suci) yaitu bersifat manusia sejak lahir yang menjadikan secara berarti menerima kebenaran islam. Firman Allah dalam surat (Ar-Rum : 30).

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyeukan ke jalan Allah, dan tidak menyeru manusia terhadap sesuatu yang baru, jarang dan tidak diketahui. Islam adalah Dinulfitrah agama yang sesuai dengan hukum alam yang ada dalam diri manusia. Ini adalah bawaan yang   merupakan unsur pokok bagi kemanusiaan.

f.  Dakwah Tidak Bersifat Dogmatis

Dengan melakukan sesuatu memojok-mojok agar manusia itu mau melakukan apa yang disampaikan da’i, maka tidak pernah didasarkan atas kewenangan seseorang atau suatu tradisi, karena dakwah merupakan suatu alat yang kritis, maka ia harus terhadap bukti-bukti dan realitas yang baru. Dalam melakukan dakwah, seorang da’i tidak bertindak sebagai duta besar dari satu sistem, tetapi sebagai dari pemikir yang bekerja sama dengan mereka yang mendengarkan dakwah (mad’u) dalam pengertian dan apresiasi wahyu Ilahi, ini merupakan suatu titik tolak dalam dakwah.

g. Dakwah Persuasif, Edukatif, dan Bertahap-tahap

Persuasif adalah seorang penda’i harus menjalankan dengan tidak ada paksaan, tetapi dengan pelan-pelan secara pendidikan. Sedangkan edukatif seorang penda’i dalam menyampaikan dakwahnya berupa arahan yang berkenaan dengan pendidikan masyakarat.

h.Dakwah Menyebarkan Kedamaian, Rahmat dan Kasih Sayang

Sebagai citra utama dakwah seorang da’i harus menyebarkan kedamaian rahmat, dan kasih sayang kepada mad’u dan masyarakat pada umumnya. Firman Allah (QS. Anbiya : 107)

Artinya : ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

i. Dakwah Bersifat Pembebasan (makhrifah)

Seseorang yang berhasil membawakan atau mengajak kepada kebenaran, yaitu kepada Agama Islam, sebagaimana firman Allah (QS. Al Baqarah : 122).

Artinya : ”Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.

j. Dakwah Bersifat Jelas dan Tegas

Risalah Islam merupakan risalah yang jelas dan tegas. Tidak ada kekaburan di dalam dasar, cara dan tujuannya. Secara jelas, Islam memisahkan iman dan kafir, baik dan buruk, hak dan batil serta mahmudah dan mazmumah. Misalnya syahadat yang kita baca adalah ucapan yang tegas, jelas, jauh dari kerumitan, dan sangat mudah dimengerti.

k. Dakwah Bersifat Luas (Universal)

Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik pribadi maupun kemasyarakatan, baik di dunia maupun di akhirat. Dakwah Islam ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan untuk bangsa, kaum atau golongan tertentu saja.

l. Dakwah Bersifat Humanis

Dakwah Islam menggunakan ukuran-ukuran nilai kemanusiaan dalam tingkah laku pribadi dan pergaulan dengan sesama manusia. Dakwah Islam mengajarkan untuk meninggalkan sikap egoistik dan materialistik. Bar-barisme1



m. Dakwah Bersifat Luwes



Dakwah Islam disampaikan dengan cara dan media yang luwes dan fleksibel, tetapi materi dakwahnya tetap, yaitu prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah baku.



n. Dakwah Bersifat Tadrij (Berangsur-angsur)



Agar berhasil, dakwah Islam dilakukan secara berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit. Hal itu sesuai dengan fitrah manusia yang tidak mampu menerima berbagai pengajaran yang diberikan dalam satu waktu dan seketika itu juga. Sebagai contoh, dakwah yang dilak ukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membutuhkan waktu kurang lebih 23 tahun, sebagaimana Allah Tabaraka Wa Ta’ala menurunkan wahyu secara berangsur-angsur. Hal itu menunjukkan bahwa dakwah memerlukan waktu serta proses yang panjang.


o. Dakwah tidak Memberatkan


Risalah Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia. Sudah barang tentu risalah itu disesuaikan dengan kondisi manusia. Dengan demikian, dakwah Islam tidak dilaksanakan secara frontal (terbuka)dan diserta paksaan. Islam datang dengan membawa kebenaran, lalu diajarkan kepada manusia sambil member jangka waktu dan kesempatan untuk memilih, menerima, atau menolak Islam.



p. Dakwah Islam Seirama dengan Fitrah Manusia

Dakwah Islam adalah dakwah yang mengatur nilai-nilai fitrah asli manusia, seperti kebutuhan perut, biologis, sandang dan papan. Dakwah Islam tidak mengekang kebebasan kehendak manusia dalam meningkatkan taraf hidup dan kemuliaannya di dunia, seperti kebebasan mencari rezeki.


q. Dakwah bersifat istiqomah

Dakwah tidak dapat dikerjakan dalam sekali waktu atau musiman, tetapi harus dilaksanakan terus-menerus dengan berbagai tahapan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi objek dakwah. Dakwah seperti ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

o   Dakwah merupakan aktivitas yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam.

o   subyek dakwah disebut da’i, objek dakwah disebut mad’u

o    Esensi dari dakwah ialah menyampaikan kebaikan dengan amar ma’ruf nahi mungkar.

o   Dakwah dapat dilakukan dengan bermacam cara dan berbagai kondisi karena pelaksanaan dakwah tidak hanya dilakukan dengan ceramah.

o   Pola dakwah bahkan harus dipahami dengan beberapa pendekatan di antaranya pendekatan kultural, struktural dan ekonomi.

o   Karakter dakwah Islam salah satunya ialah rabbaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah Swt.

o   Sifat-sifat dasar dakwah tersebut merupakan sebuah pondasi dasar untuk menjadi seorang penda’i bagi orang-orang muslim yang telah mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi, terutama ilmu keislaman dan juga ilmu umum dan sudah memiliki kemampuan untuk menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat umum.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Yafie, Dakwah Islam, Risalah, Bandung : 1989

Dr. Ali Azis, Moh. M. Ag. Ilmu Dakwah. Kencana, Jakarta : 2004

Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta, 2008

Drs. Suisyanto, M.Pd, Pengantar Filsafat Dakwah, Yogyakarta, 2006

Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta, 2011

Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah; Studi atas berbagai prinsip dan kaidah yang harus dijadikan acuan dalam dakwah islamiah, Solo, 2011

Kursyid Ahmad, Dakwah Islam dan Misi Kristen. Risalah, Bandung : 1984

Diposting oleh Akhwah Asyifusyinen

Komentar

topeng ilusi

anallisa teks fiksi love is answer

Nama                : muchammad zuhrul anam Npm                 : 170 600 209 Tugas                : analisa teks fiksi Judul                : love is the answer Pengarang        :jenny thalia furine Sumber            : novel Tema                :30 hari mencari cinta Amanat           : sesuatu yang tampak di depan mata sering tak sesuai dengan haqiqat nya, menjalani proses adalahh bagian dari kehidupan   dan biarkan cinta yang   menemukan mu karena kata yang tepat di tempat yang tidak tepat dan di saat yang tidak tepat bukan lah hal yang tepat Latar                : dibuat seperti saembara yang hadiah nya adalah makan gratis selama 30 hari di anak cabang pt haiman jaya grup yang diseting oleh sang pemilik perusahaan agar pemenang bisa berkenalan dengan ke 4 orang cucu nya dan memilih salah satu dari mereka , pemenang nya akan mewarisi segala kekayan pt. Haiman jaya grup Sudut pandang : menarik ....! karena tokoh wanita yang di gambarkan adalah soso

topeng ilusi

 Mereka yang duduk diantara puing puing bangunan yang tak kunjung selesai   bersandar ditempat yang terlihat teduh dengan hembusan angin yang sepoy membuat keringat yang membanjiri pakaian yang lusuh sedikit menyurut, mereka datang   dari berbagai sudut penjuru kota untuk belajar di kota kediri mempelajari idieologi kehidupan yang urgen dan belajar arti hidup dari miniatur kenyataan arti sebuah doa, berkah, dan hal-hal yang masih dianggap misteri karena kepastiannya yang masih bersifat abstsrak bagi sebagian kalangan, mereka pegang teguh karena bukti aktual nyata   yang meyakinkan gengsi yang membatin, dan ego yang merelung disukma yang penuh emosional   mereka runtuhkan hanya karena bentuk pengabdian kepada sang kyai demi meraup benih-benih keberkahan yang tak tertara. mereka bukan malaikat tak bersayap, bukan pula sytan yang berkopyah tapi mereka hanya manusia biasa yang sedang menempuh jengjang pendidikan syar’i yang penuh gengsi dan fantasi dengan fasilitas yang serba-serbi ta